Wahai
kekasihku yang dianugerahkan Allah swt. kepadaku.
Aku
menyapamu melalui sela-sela ruang waktu yang masih memperjarak kita.
Ketika
pagi, kerengkuh kedua tanganmu melalui bait-bait doa petang.
Apabila
malam mengetuk hari, aku peluk engkau dengan dzikir senjaku agar dingin tidak
membuatmu lelah berkepanjangan.
Duhai
takdir yang masih menjadi rahasia Dia dan kitab-Nya,
Aku
meranum bersemu ketika diam-diam aku tanyakan pada-Nya kapankah kau menemui
orang tuaku.
Engkau
yang rupanya tidak aku tahu pasti.
Engkau
yang bahkan namanya belum aku kenal.
Engkau
yang senyuman dan kata bijaknya akan selalu aku rindukan nanti.
Meski
hanya sepersekian detik engkau jauh dariku.
Selalu
ada paragraph munajat khusus untuk menyambutmu wahai pelengkap kepingan hatiku.
Mungkinkah
seseorang jatuh cinta pada siapa yang belum nampak olehnya?
Itu
aku sayang
Jauh
sebelum pertemuan indah kita, hatiku telah dibuat terpaut oleh-Nya denganmu.
I won’t give up empunya penyanyi terkenal,
tadinya
aku pikir untuk dua pasang kekasih yang telah lama bersama.
Ternyata
itu selalu menginspirasi agar aku sabar menunggumu.
“ and when you needing your space, to do some
navigating
I’ll be here patiently waiting to see
what you find ”
Sepenggal
kalimat itulah yang membuatku masih, dan masih menunggu kedatanganmu yang penuh
berkah nanti, insya allah.
Bogor,
9 November 2014
Kekasihmu
yang menanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks buat komentarx..:)