Minggu, 09 November 2014

Sepucuk Surat Bersampul Doa


Wahai kekasihku yang dianugerahkan Allah swt. kepadaku.
Aku menyapamu melalui sela-sela ruang waktu yang masih memperjarak kita.
Ketika pagi, kerengkuh kedua tanganmu melalui bait-bait doa petang.
Apabila malam mengetuk hari, aku peluk engkau dengan dzikir senjaku agar dingin tidak membuatmu lelah berkepanjangan.

Duhai takdir yang masih menjadi rahasia Dia dan kitab-Nya,
Aku meranum bersemu ketika diam-diam aku tanyakan pada-Nya kapankah kau menemui orang tuaku.
Engkau yang rupanya tidak aku tahu pasti.
Engkau yang bahkan namanya belum aku kenal.
Engkau yang senyuman dan kata bijaknya akan selalu aku rindukan nanti.
Meski hanya sepersekian detik engkau jauh dariku.
Selalu ada paragraph munajat khusus untuk menyambutmu wahai pelengkap kepingan hatiku.

Mungkinkah seseorang jatuh cinta pada siapa yang belum nampak olehnya?
Itu aku sayang
Jauh sebelum pertemuan indah kita, hatiku telah dibuat terpaut oleh-Nya denganmu.

I won’t give up empunya penyanyi terkenal,
tadinya aku pikir untuk dua pasang kekasih yang telah lama bersama.
Ternyata itu selalu menginspirasi agar aku sabar menunggumu.

and when you needing your space, to do some navigating
I’ll be here patiently waiting to see what you find
Sepenggal kalimat itulah yang membuatku masih, dan masih menunggu kedatanganmu yang penuh berkah nanti, insya allah.

                                     
                                                                             Bogor, 9 November 2014
                                                                             Kekasihmu yang menanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks buat komentarx..:)