Aku hendak menuliskan nama
untuk aku sematkan dalam bait-bait doaku, tapi aku tidak tahu harus menuliskan
nama siapa.
Sempat ada keinginan diri ini
untuk meminta doa yang spesifik akan seseorang yang kelak akan menjadi pendamping
separuh masa hidupku, tetapi aku belum tahu juga nama siapa yang akan aku
sebutkan.
Hingga akhirnya, aku hanya bisa
menyebut seperti:
Bismillah..
Ya Rabb,
pernah aku lelah menanyakan pada-Mu siapakah ia.
Ya Rabb,
hampir saja aku putus asa untuk menaruh harapan dan doaku kepada-Mu tentang
kapan waktunya tiba.
Astagfirullah,
Aku tak
seharusnya berhenti meminta.
Aku tak
seharusnya berhenti percaya.
Aku
semestinya malah semakin berserah kepada setiap keputusan-Mu.
Aku..
Aku menukar
air mataku dengan penantian besarku.
Aku
mengganti setiap kata “kumohon” dengan “kuserahkan” pada-Mu demi bahtera yang
Sakinah, Mawaddah, dan Warrahmah.
Aku..
Aku berdoa,
semoga ketika engkau telah ditunjukkan jalan oleh-Nya menujuku..
engkau tak
lagi menundanya, engkau tak lagi menginginkan hati yang lain.
Aamiin.
Aku hendak
menuliskan satu nama yang spesifik untuk aku sematkan dalam bait-bait doaku.
Tapi, aku
pikir menyerahkan sepenuhnya pada Allah adalah cara Allah memberi hadiah
untukku.
Akhirnya
aku hanya menyematkan satu kata dalam bait-bait panjang syair doaku.
Ya
Allah..Ya Karim..Teruntuk dia yang engkau “ridhoi” untuk menyempurnakan agama
bersamaku, aku menantinya.
_Sekian_
Bogor, 11
Agustus 2015
NAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks buat komentarx..:)